Translate

Wednesday, June 19, 2013

CUSHING SYNDROME



Terpajannya jaringan tubuh secara berkepanjangan terhadap kortisol atau glukokortikoid lainnya membawa pada gambaran klinis yang secara kolektif disebut sindrom Cushing. Nama penyakit ini berasal dari nama seorang ahli bedah syaraf Amerika, Harvey Cushing. Kondisi ini paling sering disebabkan oleh penggunaan obat steroid yang berkepanjangan (iatrogenik). Penyebab lain yang lebih jarang adalah tumor yang mensekresi kortisol atau ACTH. Kondisi ini terkadang sangat sulit didiagnosis.
Gejala yang dapat ditimbulkan dari sindrom Cushing adalah kebotakan dan hisurtisme wajah pada wanita, punuk kerbau, hipertensi, penipisan kulit, kulit mudah memar, luka sukar sembuh, otot menjadi lemah, nekrosis avaskular pada caput femoris, strie (garis-garis) abdomen, peningkatan lemak di abdomen, osteoporosis, muka sembab, pipi pletorik, timbul jerawat pada bagian wajah.
Penyebab-penyabab yang terjadi untuk sindrom Cushing meliputi adenoma hipofisis, ACTH ektopik, adenoma adrenal, karsinoma adrenal.
ACTH biasanya tidak terdeteksi pada plasma pasien tumor adrenal. Pada pasien sindrom Cushing tergantung hipofisis (disebut juga sebagai penyakit Cushing), ACTH plasma berada dalam rentang nilai normal atau sedikit meningkat. Kadar ACTH sering kali sangat tinggi pada pasien dengan produksi ACTH ektopik.
Penyebab sindrom Cusing akan menentukan pilihan terapeutiknya, karenanya penting untuk menegakkan diagnosis definitif. CT scan atau MRI pada hipofisis dapat bermanfaat untuk mendeteksi adenoma hipofisis pada penyakit Cusing. Pengukuran Acth yang dilakukan pada sampel vena yang diambil secara selektif terkadang dilakukan untuk melokalisasi sumber ACTH pada kasus-kasus yang sulit.

No comments:

Post a Comment